Iklan

SEO
Rabu, 18 Desember 2019, 18.12.19 WIB
Last Updated 2022-06-12T15:48:19Z
Berita-Terkinisosial

RSU Haji Surabaya Dipuji, Peduli Pasien Difabel Juga Ibunya

Iklan
SurabayaPos.com - Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Surabaya diakui sebagai salah satu rumah sakit yang memang concern, memiliki kepedulian tinggi pada disabilitas atau warga negara berkebutuhan khusus (WNBK). Hal ini setidaknya diakui oleh Fordiva (Forum Relawan Difabel Indonesia) dan Amali WNBK. Kedua komunitas tersebut merupakan kelompok sosial yang peduli pada disabilitas ataupun WNBK. 


Megawati, Ketua Fordiva, dan Andi Rachmadi, Ketua Amali WNBK serta Lia Istifhama sebagai pembina Amali WNBK, membuktikan itu saat berkunjung ke rumah sakit yang di pimpin Dr. drg. Sri Agustina Ariandani, M.Kes. Dalam pertemuan tersebut, diketahui strategi yang diterapkan oleh rumah sakit yang sekarang menjadi rujukan regional telemedicine, untuk membantu penanganan pasien disabilitas, terlebih anak-anak.

"Dalam sehari, rata-rata 30 pasien anak berkebutuhan khusus yang berkunjung ke sini. Setiap kali kunjungan, selalu kami bekali home excercises, semacam panduan untuk melatih anak di rumah. Bisa dilakukan ibu. Seperti latihan menelan, latihan berjalan, dan sebagainya. Hal ini sesuai jenis masalah disabilitas pasien," terang Anik Muwati fisioterapi di RSU Haji.

Dr. Agustina, Direktur Utama RSU Haji, juga menambahkan pentingnya peran orang tua di rumah.

"Supaya anak cepat mendapatkan progress, tentu kami harapkan peran orang tua di rumah. Bagaimana mereka bisa telaten dan sabar mengajari anaknya sesuai kondisi si anak. Jadi home excercises itu diharapkan si pasien tetap bisa ditangani dengan cara tepat. Tidak bisa semua dilakukan di rumah sakit," ujarnya.


Ditambahkan, bahwa RSU Haji pun peduli dengan kondisi ibu pasien.

"Ibu, orang tua, tentu membutuhkan extra kesabaran. Jadi kami pun ingin mereka selalu relaks dan tenang dalam menangani anaknya. Bulan lalu (Nopember) kami sudah menyelenggarakan seminar yg untuk anak-anak wnbk (warga negara berkebutuhan khusus). Tujuan seminar tersebut adalah agar orang tua si pasien mendapatkan motivasi, relaksasi. Dan bagi anak-anak berkebutuhan khusus, diharapkan mereka juga memiliki semangat dan optimis untuk memiliki kesempatan yang sama dengan anak lainnya. Memang tidak semua bisa mendapatkan target sama, karena problem pasien kan beda-beda. Ada yang mengalami keterlambatan, autis, hyperaktif, dan sebagainya," terang Agustina.

Kepekaan ini direspon positif oleh aktivis sosial, Lia Istifhama. Ning Lia demikian dia biasa disapa, melontarkan pujian kepedulian rumah sakit yang tidak hanya memikirkan kesembuhan penyakit si anak yang berkebutuhan khusus. Tetapi, juga memikirkan psikologis ibu pasien.

"Ibu sangat detail, yah. Jadi bukan hanya memikirkan bagaimana anak yang merupakan pasien berkebutuhan khusus bisa mendapatkan perkembangan positif, melainkan juga memikirkan psikologis ibu dari pasien. Karena memang tidak mudah tentunya, bagi seorang ibu atau orang tua dari pasien. Butuh perjuangan yang tidak bisa ditempuh oleh ibu-ibu pada umumnya," ucap Ning Lia, kagum.

Ditanya lebih lanjut mengenai tindakan preventif atas disabilitas, Agustina menjelaskan bahwa RSU Haji telah memikirkan penanganan yang tepat sejak dalam kandungan.

"Di RSU haji sekarang sudah ada dokter fetomaternal untuk mendeteksi kondisi fisik yang detail sejak bayi dalam kandungan dengan USG 4 dimensi. Dari situ, bisa dilakukan pendeteksian apakah bayi ini memiliki potensi mengalami kelainan khusus. Nah, dengan begitu, tindakan yang tepat diharapkan mulai bisa dilakukan sejak dalam kandungan," ujar dokter gigi yang gencar mengkampanyekan no plastic di area rumah sakit yang dipimpinnya itu.

Agustina pun banjir pujian dikarenakan merekrut karyawan magang yang merupakan kaum disabilitas. Hal ini dilontarkan oleh ketua Amali WNBK, Andi Rachmadi.

"Saya lihat karyawan ada yang disabilitas, dan sepertinya suasana kerja terlihat enjoy bagi mereka," ujarnya.

"Syukurlah. Memang ada yang disabilitas dan saya lihat mereka betah menjadi bagian dari keluarga besar RSU Haji. Memang saat ini sudah ada 11 karyawan magang di RSU Haji. Alhamdulillah mereka mampu menunjukkan kerja yang profesional dan tidak berpangku tangan," jelasnya Agustina, sebelum memulai memimpin acara HUT ke 20 Dharma Wanita Persatuan RSU Haji.

Tak lupa, ia pun menunjukkan apresiasi pada pemprov Jatim.


"Pemprov Jatim juga sudah menunjukkan apresiasi pada WNBK dengan merekrut 46 ASN dari kalangan difabel. Kebetulan mereka mengikuti test kesehatan di RSU haji. Jadi ini merupakan bentuk kepedulian pemprov pada kesempatan kerja kawan disabilitas," terang peraih penghargaan Wilayah Bebas Korupsi dan Wilayah dari KemenPAN RB pada 10 Desember 2019, lalu.

Kunjungan dua komunitas peduli disabilitas itu pun berlanjut pada acara peringatan HUT Dharma Wanita Persatuan RSU Haji.

"Pertemuan ini sekaligus momen kita menyemangati peringatan hari Ibu nanti, sesuai dengan semboyan dari Ibu Gubernur, yaitu Perempuan berdaya, Indonesia Maju," ucap Agustina dalam sambutannya.

Lia Istifhama, aktivis yang sempat didapuk memberikan sambutan, tak melewatkan memberikan pujiannya pada Direktur berjilbab itu.

"Bu Tina sosok yg sgt agamis. Jiwa sosial tinggi dan kepekaan sosial tinggi. Sangat membantu, itu terlihat sekali karakter beliau. Kakak saya pernah dirawat disini. Jadi saya merasakan sendiri bagaimana pelayanan yang baik dari rumah sakit ini. Selain itu, banyak keluarga teman saya dirawat disini. Semua testimoni bagus. Mereka yang memakai BPJS Kesehatan, mendapat pelayanan bagus," ujar aktivis NU berusia 35 tahun itu.

Lagi-lagi Lia memuji kepemimpinan Agustina tatkala Lia menjadi dewan juri acara memakai kreasi kain panjang yang diikuti oleh anggota Dharma Wanita Persatuan.

"Tuh, kan. Semua ibu-ibu terlihat ceria selama lomba, kompak, guyub. Kayak gini yah mana mungkin terjadi kalau pemimpinnya tidak semerakyat seperti Bu Tina. Beliau ini bukan hanya kemana-mana bawa tasbih, tapi kelihatan sekali tipikal pemimpin yang sama rasa sama rata, alias ramah tidak terlihat hubungan yang kaku antara atasan dengan bawahan," pungkas Arek Wonocolo itu.(tji)
DomaiNesia