Iklan

SEO
Minggu, 05 April 2020, 5.4.20 WIB
Last Updated 2022-06-12T15:47:19Z
Berita-TerkiniDestinasi-WisataEkoBisekonomiPeristiwaRegional

Wabah Corona Pukul Usaha Hotel dan Restoran di Surabaya

Iklan
Jalan Tunjungan dan Raya Darmo kota Surabaya ditutup di waktu tertentu
Jalan Tunjungan dan Raya Darmo kota Surabaya ditutup di waktu tertentu
SurabayaPos – Pandemi virus Corona (Covid-19) memukul banyak sektor di Kota Surabaya, Jawa Timur, termasuk perhotelan dan restoran. Selama virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Hubei, China, itu, okupansi perhotelan di Surabaya turun hingga 20 persen.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwasata (Disbudpar) Surabaya, Antiek Sugiharti, dalam keterangan resmi diterima wartawan pada Minggu, 5 April 2020. Untuk restoran bahkan turun tajam antara 70-80 persen. “Kami mengumpulkan data-data itu bersama ketua asosiasi," kata Antiek.

Sebetulnya, lanjut Antiek, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan Disbudpar telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) Protokol Pencegahan Covid-19 yang ditujukan kepada penyedia layanan publik, seperti pengelola mal, perkantoran, hotel, apartemen, perumahan, restoran, rumah makan, kafe, pusat makanan, dan jasa boga.

SE dibuat agar para penyedia layanan publik memberlakukan arahan pemerintah terkait pencegahan Covid-19 dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), seperti menyediakan alat pendeteksi tubuh, sarana mencuci tangan, hand sanitizer, masker, dan lainnya.

 Hal itu diperlukan untuk meyakinkan publik sehingga sektor perhotelan dan restoran tetap berjalan. "Kami kirimkan lagi SE Wali Kota Surabaya untuk lebih menekankan protokol-protokol ini,” ujar Antiek.

 Antiek menjelaskan, Disbudpar Surabaya terus berkoordinasi dengan asosiasi dalam hal penerapan protokol Covid-19 tersebut.

"Insya Allah mereka semuanya sudah melakukan dan menerapkan protokol ini, sehingga kita juga melakukan monitoring kekurangan-kekurangannya," katanya. Kota Surabaya merupakan daerah tertinggi angka positif Corona di Jatim dengan jumlah pasien positif sebanyak 77 orang, berdasarkan data hingga Sabtu 4 April 2020.

Saat ini masih banyak pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP) yang hasil Swab-PCR yang belum keluar.

 Sumber: VIVAnews
DomaiNesia