Iklan

SEO
Jumat, 23 Oktober 2020, 23.10.20 WIB
Last Updated 2022-06-12T15:46:04Z
Berita-TerkiniPeristiwaRegional

Dampak Limbah B3 Merusak Tanaman Warga Putat Lor, Ngak Jelas Penindakannya

Iklan

Surabaya || Warga Desa Putat Lor Menganti Gresik resah terkait pembuangan limbah bahan berbahaya dan beracun ( Limbah B3 ) yang merusak tanaman petani diwilayah sekitarnya, tidak ada titik kejelasan sama sekali oleh pihak penegak hukum, terutama oleh Polres Gresik beberapa waktu lalu. Kepala Desa Putat Lor mengelak jika tidak mengetahui adanya pembuangan limbah diwilayahnya.

Menurut Kades H. Ahmad Zainuri, dirinya tidak mengetahui, dan selama ini tidak ada laporan dari masyarakat. Namun banyak media, baik elektronik maupun TV yang melintir pemberitaan.

"Banyak yang memberikan masukan kepada saya untuk melaporkan media tersebut, dengan pencemaran nama baik. Namun saya tetap tidak mau," ucap Kades H. Ahmad Zainuri saat dikonfirmasi oleh Tim ungkap fakta, Kamis ( 22/10/20 ) siang ini.

Selain itu, Perangkat Desa yang turut mendampingi Kades ketika dikonfirmasi juga mengatakan, kalau limbah tersebut sudah beroperasi sudah lama, tapi Kades tidak pernah diberitahu.

"Baru 2 Minggu lalu ada laporan. Ketika kita akan tanggapi, terlebih dahulu sudah ada yang mengetahui dari luar serta dilaporkan ke media atau aliansi," jelasnya.

"Seharusnya masyarakat harus memberitahu dulu ke Kepala Desa, bukan sudah ramai baru memberi tahu Kepala Desa," tambahnya.

Terpisah, salah seorang warga bernama Eko saat ditemui dirumahnya dan mengklarifikasi mengenai bantahan dari Kepala Desa mengatakan, kalau dirinya di tahun 2018 lalu sudah melaporkan kejadian tersebut ke perangkat RT. 05 bernama Hartoyo.

"Tapi Pak RT bicara air limbah itu merupakan air PDAM, sehingga saya melaporkan ke kantor PDAM. Setelah melapor, pihak PDAM mengatakan bahwa tidak ada kebocoran," ungkap Eko.

Lebih lanjut dikatakannya, setelah itu di tahun 2019 air mengalir lagi. "Saya melaporkan lagi ke RT. 05, tapi tetap berkilah kalau air tersebut air PDAM. Namun setelah lihat dibelakang rumah saya pohon pisang mati semua dan dibawahnya ada air berwarna oranye, saya yakin itu limbah," kata Eko.

Jadi, sambungnya, kalau perangkat desa tidak tau kalau ada pembuangan limbah tersebut tidak mengetahui. Itu sangat tidak masuk akal.

"La wong sebelah aja mau membersihkan gudangnya sendiri harus ijin ke RT dan Kepala Desa, masak masalah pembuangan limbah yang sangat berdampak kepada masyarakat, mereka tidak tau," ungkap jengkel. (Tim/red)

DomaiNesia