Iklan

SEO
Rabu, 04 Desember 2019, 4.12.19 WIB
Last Updated 2022-06-12T15:48:28Z
Berita-TerkiniPolitikRenungan

Ning Lia: "Orang kafir selalu ingin menjatuhkan dalam hal apapun"

Iklan
SurabayaPos.com - Ini kalimat bijak yang disampaikan oleh Lia Istifhama alias Ning Lia saat berbicara di Pengajian Rutin Ikatan Alumni Santri Al Ihsan Njrangon, di Jalan Bulak Banteng, Surabaya Rabu, (4/12/2019).


Ning Lia yang juga pemilik panggilan Ning Ceria itu menyebut, dalam sebuah kisah bahwa "Orang kafir selalu ingin menjatuhkan dalam hal apapun, padahal Rasulallah tidak melakukan apapun yang berpotensi untuk dihina oleh orang lain". 

"Secara logika tentu aneh. Ibarat orang tidur, nggak ngapa-ngapain, eh tiba-tiba ada yang mau nyiram air, hehe," ucap Ning Lia mengisahkan.

Masih kata Ning Lia, inilah yang paling utama. Bagaimana kita bisa mengajak masyarakat untuk selalu sabar dan tabah. 

"Dalam pesan Maulid Nabi, saya juga berusaha mengingatkan soal 4 karakter Rasulullah, terutama Fathanah, yaitu cerdas. Cerdas terutama dalam berlisan, yaitu tidak menjadikan lisan sebagai tempat menghujat atau memfitnah," ucapnya, yang disambut tepuk tangan jamaah dan undangan yang hadir. 

Ning Lia kemudian mengatakan, terkadang dia tidak bisa menampik soal cibir mencibir dan hujatan yang dialamatkan kepada dirinya.

Termasuk munculnya sebutan sebagai cawali bonek, bahkan cawali boneka. Menghadapi itu dirinya mengaku selalu bersyukur, dan menganggap semua itu bagian dari proses yang dilaluinya.

“Serangan personal memang sudah lumrah terjadi, karena barang siapa yang dianggap sebagai ancaman, ya pasti berhadapan dengan konsekuensinya. Dicibir, difitnah, itu hal yang pasti diterima oleh pemimpin, bahkan calon pemimpin. Ini saya sampaikan dalam beberapa majelis. Terlebih ketika kita bicara dalam Maulid Nabi Muhammad SAW. Diantara karakter yang harus kita teladani dari beliau adalah kesabaran dan ketabahan beliau selama berdakwah," ucapnya kalem.

Dengan berbagai terpaan gunjingan, termasuk yang bernada minor ibu dari dua anak itu mengaku semakin khusuk berdoa agar diberikan ketabahan dan rasa sabar. 

Alhamdulillah dengan proses pilwali ini, justru saya semakin menyelami makna kaidah Islam yang pernah diterangkan Gus Fahmi selaku Ketua Baguss Jatim asal Tebu Ireng, Jombang. Mengenai Syubbanul yaum rijalul ghod. Bahwa generasi muda adalah pemimpin hari esok. Jadi harus selalu siap. Saya merasakan sendiri, bahwa kesiapan itu bukan hal yang bisa dianggap remeh. Seperti malam ini, saya berada di tengah jamaah yang jumlahnya ribuan, laki-laki semua dan mereka berkultur Madura. Meski mereka sudah menjadi warga Surabaya, tapi dialek Madura mereka masih kental. Dan mereka ini para santri yang ilmu agamanya tentu jauh di atas saya. Nah, seperti ini kan tidak bisa dianggap remeh, bagi saya ini merupakan kesempatan yang sangat bagus," ucap aktivis perempuan Nahdlatul Ulama (NU) itu.

Ning Lia kemudian memberikan contoh, suasana itu seperti yang dialami Minggu sebelumnya, tepatnya di majelis Suroiya. Saat itu ribuan jamaah ibu-ibu Muslimat yang menurutnya jauh lebih fasih mengikuti pengajian rutin daripada dirinya, namun dirinya bisa berdialog dengan mereka.

"Nyatanya saya berkesempatan bersapa dengan mereka semua dengan sedikit menyampaikan pesan Maulid Nabi. Alhamdulillah, saya cuma berpikir ini semua kuasa Allah SWT,” jelas dosen yang juga Ketua DPP Perempuan Tani HKTI Jatim, itu.

"Yang jelas, rajin turba (turun ke bawah) dan mengikuti majelis-majelis, bagi saya merupakan syiar ajakan bagi masyarakat untuk selalu bersiap menjadi pemimpin. Termasuk bagaimana para orang tua bersiap menjadikan anak-anaknya sebagai pemimpin kelak," ucapnya.(tji)
DomaiNesia