Iklan
HMP PBI STKIP PGRI Pacitan (foto: ist) |
Mereka, tidak hanya melihat wilayah yang dilanda kekeringan, namun para mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Pendidikan Bahasa Inggris Berkah (GPBIB), menggelar penyuluhan tentang maksimalisasi air bersih.
Kegiatan peduli sosial itu menyasar di dua wilayah yang terdampak krisis air bersih, yakni di Desa Sambong, Kecamatan Pacitan, dan Desa Karanggede, di Kecamatan Arjosari.
"Ini merupakan wujud kepedulian kami terhadap masyarakat yang terdampak krisis air bersih," kata Tymy, mahasiswa HMP Pendidikan Bahasa Inggris, STKIP Pacitan, Senin (09/10/2023) kemarin.
Menurut dia, program ini terbagi menjadi dua tahap yang terletak di dua wilayah yang terdampak. Pertama, kata Tymy, di Dusun Nglaban, Desa Sambong, kemudian di Dusun Mloko, Desa Karanggede. "Kedua wilayah itu merasakan dampak (kekeringan) serupa," ujarnya.
Penyuluhan air bersih ini, lanjutnya, adalah hasil kolaborasi antara HMP PBI dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), yang menyediakan satu tangki air bersih sekitar 6000 liter.
"Kekeringan ini memacu HMP PBI untuk bersinergi dan membantu lingkungan sekitar kita. Semoga program penyuluhan air bersih dari HMP PBI ini menjadi berkah dan bermanfaat bagi masyarakat di sana," terangnya.
Terpisah, Ketua STKIP PGRI Pacitan, Dr. Mukodi, mengapresisi upaya yang dilakukan HMP Pendidikan Bahasa Inggris atas kepekaan dan kepedulian terhadap sesama.
"Mahasiswa selain agent of change diharapkan memilki andil yang nyata dalam mengatasi krisis air bersih saat ini. Semoga bermanfaat bagi masyarakat," ungkapnya, menambahkan.
Sesuai rekap data Pusat Informasi Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Pacitan, tercatat ada 24.533 jiwa atau 10.095 Kepala Keluarga (KK) di kota 1001 gua terdampak krisis air bersih. Jumlah tersebut tersebar di 125 dusun dari 41 desa.
Source : Mahasiswa PBI STKIP PGRI Pacitan