Iklan

SEO
Sabtu, 19 Agustus 2023, 19.8.23 WIB
Last Updated 2023-08-19T09:28:16Z
AdvertorialBerita-NasionalBerita-TerkiniBerita-UtamaBeritaWargaPolisi

Hoax : Tiga Polisi Terlibat Teroris Berita Salah

Iklan
Iptu Muhamad Yudi Saputra (Kanit Reskrim Polsek Bekasi Utara), tidak benar terlibat teroris
Ilustrasi, "Berita 3 anggota Polri terlibat teroris adalah informasi salah dan sesat" 
RMOL News
 || Jakarta, - Meluruskan adanya 3 polisi terlibat teroris itu hoax dan berita tidak benar, Polda Metro Jaya (PMJ) langsung gelar jumpa pers, terkait Informasi yang Beredar Tentang Penangkapan Anggota Polri di Lobby Utama Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya.

Ketidak akuratan data media yang menulis itu langsung menuduh adanya anggota polri terlibat teroris dalam pemberitaan media adanya 3 orang polisi bernama Bripka Reynaldi Prakoso (anggota Ditreskrimum Polda Metro Jaya), Bripka Syarif Mukhsin (anggota Renmin Samapta Polresta Cirebon Kabupaten), dan Iptu Muhamad Yudi Saputra (Kanit Reskrim Polsek Bekasi Utara), tidak benar terlibat teroris sangatlah meresahkan masyarakat.


“Berita Beredar bahwa beberapa 3 anggota Polri terlibat jaringan teroris, kami perlu tegaskan di sini bahwa anggota Polri tidak ada hubungannya dengan jaringan teroris, yang disebutkan dalam media itu,  informasi yang tidak benar,” ujar Dirreskrimum Polda Metro Jaya (PMJ) Kombes Pol Hengki Haryadi dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Jumat (18/8/2023).


Dalam meluruskan berita yang beredar di masyarakat, Polda metro jaya langsung sigap menepis informasi salah tersebut, Adapun yang dilaporkan dan dihadiri Oleh :

- Kabid Humas PMJ
- Ditreskrimum PMJ
- Kasubdit Jatantras PMJ
- Kasubdit Resmob PMJ
- Kasubdit Paminal PMJ
- Kasubdit Wabprof PMJ


Dir Reskrimum PMJ mengatakan, "Kami akan menyampaikan Rilis sementara karena berita atau informasi yang tersebar dari medsos, bahwa berdaskan info intelijen dan pengungkapan pelaku di PMJ banyak beredar senpi ilegal. Press release hari ini kami meluruskan agar tidak ada berita informasi yang salah yang beredar dimana-mana," katanya.


Lanjut Dir Reskrimum, "Sejak bulan juni kami berkolaborasi dengan puspom AD menyampaikan hasil lidik bersama ada yang menggunakan kartu senjata api palsu. Sejak terungkapnya kasus teror dibekasi dan berkoordinasi dengan densus dan Puspom AD mengungkap penjualan senpi ilegal diluar jaringan teroris," papar Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi.


Masih Dir Reskrimum Polda Metro Jaya, "Perlu rekan-rekan ketahui dua hari yang lalu kami melakukan serangkaian penangkapan senjata api ilegal diluar jaringan teror. Kami menangkap beberapa tersangka termasuk pabrik dan menyita 18 pucuk senjata api modifikator, diluar yang diungkap oleh Densus 88 di bekasi bahwa modus operandi nya adalah menerima beberapa senjata melalui penjualan online, akun yang digunakan tidak menggunakan data tersangka," urainya.


Perlu diketahui, "Kami sudah ungkap pabrik nya di semarang dan kita dapatkan alat bukti dan pada waktunya akan kami release, hasil kerjasama dengan Puspom AD 55 pucuk senjata api ilegal.  Ini ada beberapa kluster terkait penyelidikan teror ditangani densus 88 dan diluar jaringan teror. Banyak sekarang beredar senjata air gun bukan air soft dan ternyata jenis ini bisa dimodifikasi menjadi senjata api. Kami tidak sebut nama tersangka. Kedepan pmj akan membentuk satuan tugas khusus, dengan melibatkan Dit Reskrimum, Dit Reskrimsus, dan Juga Direktorat intelijen untuk melaksanakan operasi peradaran senjata api ilegal," jelas Hengki.


Terkait dengan kasus yang viral dan ramai di media sosial, Anggota polri ada 3 orang polisi tidak ada hubungannya dengan jaringan teror, ini informasi yang tidak benar.


Ditegaskan oleh Dir Reskrimum Polda Metro Jaya, "Terkait anggota krimum yang bersangkutan menerima senjata oleh Bripka Syarif Mukhsin (anggota Renmin Samapta Polresta Cirebon Kabupaten) ini benar, tapi berita yang beredar salah dan tidak ada keterkaitan dengan jaringan teror. Yang kita tangkap target ini ya karena sudah tahu dipakai oleh kepolisian dan mereka ketakutan kemudian menitipkan senjatanya pada anggota itu dan belum sempat dilaporkan sudah kita ambil jadi pelanggarannya di sana tapi bukan pemasoknya. Motif Renaldi ya itu tidak ada hubungannya dengan kasus teroris dan dia hanya hobi senjata. Dan polisi ini membeli dari modifikator dan mereka berhubungan Via E-Commerce untuk jual beli senjata. Dan Pabrik Modifikator senjata ini sudah kami tangkap di Semarang dan akan kami kembangkan terus terkait kasusnya, " tegas Hengki.


"Untuk satu orang anggota Krimum PMJ, dan sudah kami serahkan ke Paminal dan sudah dilakukan tindakan, dan untuk Bripka Syarif Mukhsin sudah kita serahkan ke Polda Jawa Barat. Penyalur senjatanya sudah kami tangkap dan ini warga sipil jd harus kami luruskan informasi salah yang beredar, anggota polri ini sebenarnya korban juga karena seolah ini sah dan bisa digunakan kartu senpi itu ternyata palsu. Penangkapan sudah terkumpul 38 pucuk dan ini belum selesai dan operasi kami tetap berlanjut dan masih banyak yang belum kami sita. Kami terus berkolaborasi dengan Densus 88 dan Pom TNI untuk menjaga kondusifitas keamanan agar tetap kondusif, "jelasnya.


"Dan kami jelaskan kembali tidak ada keterkaitan terkait Penangkapan Anggota Polri ini dengan Jaringan Teror yang dilakukan di Bekasi yang dilakukan Densus 88," pungkas Kombes Pol Hengki Haryadi.


Penulis : gung

DomaiNesia